Sabtu, 10 Oktober 2009

Zamrud on my blog...

Guys...beberapa bulan yang lalu gw iseng2 buat cerita2 dan masih progress sampai sekarang,ni mau gw publish di blog gw ini. Selamat membaca kawan :)



ZAMRUD


Bagian 1

Tasya dan Novi

Suasana pagi itu cerah sekali. Tak ada hujan menghampiri bumi. Teeet.........bunyi bel apartement berbunyi. Seorang wanita yang lebih tepatnya seorang gadis remaja berjalan membukakan pintu.

’eh.......Novi’ kata anak itu ketus. ’halo udah makan kamu???’ tanya wanita yang berada di balik pintu. ’udah koq!!!’ jawab remaja itu ketus. Setelah menjawab pertanyaan wanita tersebut remaja itu berbalik menuju kamarnya dan menutup pintu. ’fuuuuuuuuuuh..........!!’ wanita itu mengeluh. ’sudah didiamkan aja ma, barangkali dia belum siap punya mama baru.’ kata seorang laki-laki berperawakan biasa dengan kacamata dan setelan jas kerja. ’tapi mas.......aku gag taw gimana caranya mendapatkan hati anakmu itu???’ kata wanita tersebut sambil menaruh belanjaan di lemari pendingin. ’udah-udah kita berangkat kerja sekarang saja,ok!!’ kata laki-laki itu. Keduanya lalu berjalan keluar ruangan ’Sya........papa sama mama pergi ke kantor dulu ya!!!’ kata laki-laki itu. ’iya pa dan wanita itu bukan mama Tasya!!!!’ teriak remaja itu.

Suara musik mengalun sendu dari kamar Tasya dan terlihat dia sedang memakai headphone dan duduk di depan laptopnya dengan jari – jemarinya yang cepat mengetik tuts-tuts keyboard laptop. Suara ringtone Hp Tasya sama seperti lagu yang keluar dari tape yang menyala.....Fur Elise gubahan Bethoven. Caller ID di Hp itu tertulis Rendy. ’Halo Ren ada apa???’ Tanya Tasya. ‘Sya hari ini da acara gag???’ tanya Rendy. ’Gag da koq, emang kenapa??’ tanya Tasya lagi. ’anak-anak ngajakin jalan tuh ke mal, sekalian makan-makan!!!’ ajak Rendy. ’Oh.....boleh jam berapa???’ kata Tasya. ’Sebentar lagi gw nyampe sana, tunggu aja sya!!!’ kata Rendy. ’ok2, gw siap2 dulu ya!!!’ kata Tasya.

Beberapa menit kemudian Rendy menelpon Tasya lagi dan memberitahu kalau dia sudah sampai. Tasya segera turun lewat lift. ’hei ren!!!’ sapa Tasya. ’Ayo cepet anak-anak udah pada nunggu!!’ kata Rendy sembari menyerahkan helm kepada Tasya dan lalu mereka pergi dengan sepeda motor Rendy.

Sesampainya disana mereka lalu menuju sebuah restoran fastfood dan makan siang disana. ’eh sya gimana nyokap baru lo???’ tanya seorang gadis seumuran Tasya dengan perawakan mungil memakai kacamata. ’nyokap??? Itu bukan nyokap gw tau!!!’ kata Tasya. ’Idih gitu aja marah!!!’ kata anak laki-laki disebelah kanan Tasya dengan memakai truckerhat berwarna kuning dan kaos bertuliskan ’GO TO HELL CEWE MATRE. ‘Sory deh May, Bon!!’ kata Tasya. ’gw gag sreg sama nyokap baru gw, gw masih keinget nyokap gw!!’ kata Tasya dengan mata yang berkaca-kaca. ’Woi-woi udah2, kasian Tasya’ kata Rendy. ’Maaf ya sya!!!’ kata Maya. ’Gag koq may, gag apa-apa!!’ kata Tasya. Lalu mereka melanjutkan makan mereka sembari membicarakan tugas liburan yang diberikan guru mereka. ’rese bener tu pak Toto, masa liburan ada tugas!!!’ kata Bona. ‘udah-udah kan juga buat nambah nilai Bon!!!’ kata Maya. ‘Eh iya sya!!’ Tanya Maya. ‘kenapa may??’ Tanya Tasya. ’Lo jadi move-out dari apartement itu???’ tanya Maya. ’Tampaknya iya May, bokap pengen banget tinggal di rumah biasa’ kata Tasya. ‘Paling-paling gw pindah ke town house yang ada di deket sekolah kita itu’ kata Tasya. ‘Oh disitu, yang punya Pak Bram tuh, orangnya baik!!’ kata Bona. ‘Yang tinggal disana juga baik-baik koq!!’ kata Rendy. ‘Oia………enak lah gw nantinya.’ Kata Tasya. ‘Tapi yang masuk kesana jarang banget keluar dari townhouse itu.’ Kata Rendy. ’Jam 9 malem aja pintu masuk ke situ aja dah digembok!!!’ kata Bona. ’Terus apa hubungannya???’ tanya Maya. ’iya ya??’ kata Bona kikuk. ’udahlah ga masalah, yang penting bokap gw seneng ini.’ Kata Tasya.

Mereka mengobrol disana kurang lebih 1 jam-an dan akhirnya memutuskan untuk pulang karena langit sudah berubah warna. Sesampainya di apartement Tasya melihat kalau barang-barang di dalam apartementnya sudah siap untuk diangkut menuju rumah baru. ‘loh koq udah dipacking???’ Tanya Tasya. ‘Iya sayang, besok kita pindah disuruh sama papa’ kata Novi yang masih mengenakan kemeja putih dan rok sepan hitam dengan rambut panjangnya yang dikuncir kuda. ‘koq besok sih nov???’ Tanya Tasya ketus. ‘Iya, papa kamu yang minta, aku cuma ikutin aja.’ Kata Novi. ’Ya udah nanti barang-barang gw, gw urus sendiri!!!’ kata Tasya ketus sambil berjalan menuju kamarnya. Suasana malam hari itu makin tidak keruan saja, Novi baru mendapat teguran dari atasannya dan sesampainya di rumah dia mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan dari anak tirinya. Linangan air mata membasahi pipinya.

Tasya tidur-tiduran di dalam kamarnya sembari menonton TV. ’Hunian tenang di tengah hiruk-pikuknya Jakarta, Zamrud Townhouse, untuk pemesanan hubungi (021) 567xxxx’ tagline iklan tersebut berkata demikian. ’Bagus juga sih rumah di situ.’ Kata Tasya dalam hati. Didalam iklan tersebut diperlihatkan jejeran rumah bermodel minimalis tersusun rapi di kanan dan kiri jalan beraspal dengan hamparan rumput taman yang hijau serta pohon yang rindang di setiap rumah. Pemandangan seperti itu membuat Tasya berpikir kalau pasti dia akan senang tinggal di sana dan berteman dengan tetangganya. Semenjak kepindahannya ke apartemen ini 3 tahun lalu setelah ibunya meninggal dunia karena sakit, membuat Tasya menjadi seorang pribadi yang tertutup bagi ayahnya dan sekitarnya. Teman-teman Tasya di sekolah pun pada awalnya merasa kesulitan untuk dekat dengan Tasya. Tasya termasuk jejeran gadis yang menjadi idola di sekolahnya. Dengan tubuh yang proporsional, rambut sebahu, kulit kuning langsat dan berparas manis, tidak mungkin kalau tidak ada pria yang tertarik dengannya. Karena ketertutupannya itu membuat dia seolah tidak terlihat di sekolah, karena waktunya dia habiskan untuk membaca buku di perpus dan bercanda di sisi taman sekolah yang tidak ramai bersama ke tiga temannya tersebut.

‘Cklek............(suara pintu kamar terbuka).’ Ruangan yang cukup besar untuk sebuah kamar dengan ukiran-ukiran khas Eropa di dindingnya, ditambah dengan nyala lampu gantung yang redup dan samar-samar itu membuat suasana kamar itu terasa mengerikan. Sesosok manusia itu berjalan dengan menenteng sesuatu di tangan kanannya dengan pisau untuk memotong es balok besar dengan gerigi di tiap sisinya digenggam di tangan kirinya. Ditaruhnya benda tersebut di sebuah rak besar yang berdiri tegap di depan tempat tidur besar dengan sprei yang tidak teratur dan noda-noda berpola acak di kasurnya. ‘clang.......(pisau tersebut jatuh)’ sosok tersebut lalu menyeret sebuah kursi berlengan dan duduk sembari menyalakan sebatang rokok menatap rak tersebut sembari tersenyum dan lalu mengalihkan pandangannya ke sebuah pigura besar yang di dalamnya terdapat lukisan sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan 3 orang anaknya, 2 laki-laki dan 1 wanita. ‘ma..............tidak boleh tidur malam-malam kan, nanti ada setan yang datang!!!’ kata sosok tersebut dengan suara yang dalam dan agak mendesah. Senyuman tipis terlihat di wajah sosok tersebut dibawah penerangan lampu kamar yang remang-remang.


0 komentar:

Posting Komentar